Pedoman Pembuatan Kuesioner

Sebelum menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara, angket atau pengumpulan data untuk peneltian, harus ditentukan dahulu variabel-variabel yang dibutuhkan dan sesuai dengan tujuan agar tidak ada pertanyaan atau variabel yang terlupakan. Intensitas pertanyaan disesuaikan dengan tujuan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
  1. Pertanyaan harus ditulis dengan kalimat yang sederhana, singkat, dan jelas sehingga mudah dimengerti, baik oleh responden maupun pelaksana.
  2. Pertanyaan jangan mempunyai arti ganda. Misalnya, apakah ibu atau bapak menggunakn sarana pelayanan kesehatan yang ada. Pertanyaan ini hendaknya dipsah menjadi dua pertanyaan, yang satu untuk ibu dan yang lain untuk bapak, karena apabila ibu menggunakan sarana pelayanan kesehatan tersebut, tetapi bapak tidak maka sulit bagi ibu untuk menjawabnya.
  3. Sedapat mungkin pertanyaan tidak menyinggung perasaan. Misalnya, menanyakan tentang kehamilan tanpa lebih dahulu menanyakan status maritalnya. Bila hal ini sampai terjadi, kemungkinan jawaban selanjutnya menjadi tidak serius lagi.
  4. Usahakan agar tidak ada pertanyaan yang mengharusan responden mengingat kembali masa lampau. Misalnya, pada umur berapa ibu mendapat haid pertama?
  5. Usahakan agar pertanyaan tidak mengharuskan responden untuk menghitung. Misalnya, selisih umur ibu dengan putra ibu yang kedua?
BENTUK PERTANYAAN
Pertanyaan yang diajukan pada responden atau daftar isi yang harus diisi oleh responden dapat berupa pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka, dan kombinasi keduanya.

Pertanyaan Tertutup
Bentuk pertanyaan tertutup anya terdiri dari beberapa pilihan jawaban dan responden hanya memilih sesuai dengan kondisinya. Misalnya, apaka bapak merokok? Jawabannya hanya berupa "Ya" atau "Tidak"
  1. Ya
  2. Tidak
Pertanyaan Terbuka
Dengan pertanyaan terbuka, responden dengan leluasa dapat menceritakan hal-hal yang dimaksud dalam pertanyaan. Pertanyaan terbuka biasanya digunakan pada penelitian kualitatif, seperti wawancara mendalam atau didiskusi kelompok terarah.

Kombinasi Pertanyaan Tertutup dan Terbuka
Misalnya, pertanyaan tentang sarana pelayanan kesehatan yang digunakan :
  1. Puskesmas;
  2. Rumah Sakit;
  3. Dokter Praktik Swasta;
  4. Bidan Praktik Swasta;
  5. Lainya, sebutkan : ..........
Dengan pertanyaan tertutup responden mudah menjawab atau mengisi. Pengolahan data juga mudah dilakukan, tetapi informasi yang diperoleh tidak mendalam dan terkadang jawaban dipaksakan karena tidak terdapat dalam pilihan jawaban yang ada.

Pada pertanyaan terbuka, responden dengan leluasaan dapat menceritakan pengalaman, opini, pendapat, saran, dan lain-lain sehingga akan didapat informasi yang banyak, tetapi akan mengalami kesulitan dalam pengolahan data.
 

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data memegang peranan yang sangat penting dalam mendapatkan informasi atau fakta di lapangan. Pengumpulan data dapat diibaratkan sebagai orang yang akan memasak makanan. Untuk itu timbullah berbagai pertanyaan, seperti akan masak apa, bahan apa yang dibutuhkan, berapa banyak, siapa yang belanja, di mana tempat untuk mendapatkan bahan tersebut, dan siapa yang akan memasak agar menghasilkan masakan yang enak untuk dimakan. Bila bahan yang dibeli tidak baik atau terdapat bahan penting yang tidak diperoleh maka masakan yang dihasilkan tidak akan enak untuk dimakan walaupun dimasak oleh ahli masak kenamaan. Demikin pula dengan pengumpulan data.

Agar dapat dihasilkan data yang baik dan sesuai dengan tujuan maka kegiatan pengumpulan data dibagi menjadi tahap persiapan yang terdiri dari hal-hal berikut :
  1. Menentukan dan merumuskan tujuan penelitian secara baik
  2. Menentukan metode yang akan digunakan
  3. Menentukan teknik pengumpulan data
  4. Menyusun pedoman daftar pertanyaa yang dapat menjawab tujuan
  5. Menentukan sasaran
  6. Menentukan tempat dimana data dikumpulkan dan jumlah responden
  7. Menentukan siapa pelaksanan pengumpulan data.
Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan yang meliputi hal-hal berikut :
  1. Pengumpulan data, dan
  2. Supervisi lapangan sebelum data dibawa untuk diolah
Sumber Data
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa sumber data ialah tempat data yang kita inginkan. Sumber data dapat berupa rekam medik di rumah sakit, badan atau instansi resmi yang berkaitan dengan data kesehatan, seperti Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilakukan oleh BPS atau publikasi-publikasi ilmiah tentang kedokteran. Sumber data dapat pula berasal dari masyarakat atau penderita yang datang berobat ke rumah sakit atau petugas rumah sakit. Sumber mana yang digunakan sangat bergantung pada tujuan penelitian.

Pengetahuan tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya, suatu peneltiain tentang berbagai jenis penyakit yang sedang atau pernah diderita oleh masyarakat di suatu daerah. Untuk itu, dilakukan rekam medik di sarana pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut. Hal ini tidak benar karena sumber data berada di masyarakat dan bukan di sarana pelayanan kesehatan yang ada  di daerah tersebut. Bila kita akan meneliti perjalanan penyakit yang telah dialami oleh penderita yang pernah dirawat maka sumber data berada di rekam medik rumah sakit yang bersangkutan.

Pada contoh pertama, kita memperoleh data primer, sedangkan pada contoh kedua memperoleh data sekunder.

Populasi dan Sampel

Secara umum dapat diartikan bahwa populasi adalah kumpulan seua individu dalam suatu batas tertentu. Kumpulan individu yang akan diukur atau diamati ciri-cirinya disebut populasi studi. Bila penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh individu dalam populasi, tetapi hanya diambial sebagian maka bagian tersebut dinamakan sampel. Individu dalam populasi studi tersebut disebut dinamakan unit dasar.

Populasi studi ditentukan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Cara pengambilan sampel serta besarnya sampel sangat pentig artinya dalam penelitian karena hasil pengamatan yang dilakukan pada individu dalam sampel digunakan untuk menafsirkan keadaan populasi di mana sampel tersebut diambil.

Berdasarkan besarnya, populasi dibagi menjadi populasi besar dan populasi kecil.

Populasi besar atau populasi tak terhingga adalah populasi yang memiliki jumlah individu sedemikian banyaknya sehingga sulit atau tidak mungkin diketahui jumlahnya. Populasi dengan jumlah unit dasar yang tidak banyak hingga mudah untuk dihitung disebut populasi kecil atau populasi terbatas. Untuk populasi kecil tidak terdapat suatu patikan yang baku. Untuk jelasnya dapat diberikan sebuah contoh sebagai berikut.

Bila kita akan mengadakan penelitian tentang pengalaman akseptor KB dalam pemakaian alat kontrasepsi di suatu kabupaten maka semua penduduk dalam kabupaten tersebut adalah populasi umum, sedangkan semua ibu-ibu pasangan usia subur peserta KB yang terdapat di kabupaten tersebut adalah populasi studi. Bila kita ambil sebagian daru akseptor KB yang akan diteliti pengalaman pemakaian kontrasepsinya maka sebagian ibu-ibu tersebut disebut sampel dana ibu pasangan usia subur disebut unit dasar.

Hasil pengamatan pada sampel ini akan diekstrapolasikan kepada populasi studi, yaitu semua ibu-ibu pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB di kabupaten tersebut.

Karena pengamatan hanya dilakukan terhadap sebagian (sampel) dari populasi studi maka hasilnya tidak sama dengan seluruh populasi studi. Perbedaan ini disebut kesalahan sampling (sampling error). Jadi, yang dimaksud dengan kesalahan sampling adalah perbedaan antara hasil sampel dengan hasil sensus yang dilakukan dengan cara yang sama, pada populasi yang sama, dan oleh peneliti yang sama.

Kesalahan lain yang tidak berkaitan dengan pengambilan sampel disebut kesalahan tak sampling (non-sampling error). Hal ini berarti bahwa baik hasil sampel maupu  sensus terdapat kesalahan yang sama. Hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan tak sampling antara lain sebagai berikut :
  1. Batasan unit dasar yang kurang tepat. Misalnya, pada suatu penelitian tentang obat untuk infark miokard, dimana orang dengan keluhan nyeri dada diambil sebagai unit sampel, meskipun kita ketahui bahwa tidak semua nyeri dada disebabkan infark miokard.
  2. Jawaban responden yang salah (respons error) pada sampling survey dengan teknik wawancara atau angket. Hal ini dapat timbul secara tidak sengaja, misalnya mengisi umur anak 4,5 tahun dengan 45 tahun, tetapi hal ini kadang-kadang dilakukan secara sengaja dengan maksud tertentu. Misalnya, dengan sengaja tidak mengaku sebagai akseptor KB karena dilarang suaminya. Respons error dapat pula timbul karea kurangnya informasi tentang hal yang diteliti atau responden yang harus mengingat kejadian masa lampau, misalnya kapan bapak mulai merokook.
  3. Kesalahan pada ruang lingkup karena kesalahan dalam batas dan lokasi. Misalnya, dipilih suatu kecamatan padahal kecamatan tersebut telah berubah karena sebagian desanya dikembangkan menjadi kemantren.
  4. Kesalahan dalam pengolahan data yang disebabkan human error dan lain-lain.
  5. Kesalahan alat ukur yang digunakan dan lain-lain.
Penyimpangan atau kesalahan lain yang dapat timbul dalam suatu penelitian disebut bias. Bias adalah perbedaan antara hasil sesungguhnya dalam populasi dengan hasil semua sampel yang berasal dari populasi tersebut.

Hal-hal yang dapat menimbulkan bias adalah sebagai berikut :
  1. Kesalahan dalam pemilihan unit dasar, yaitu unit dasar yang berbeda dengan tujuan penelitian. Misalnya, penelitian tentang pemilikan jamban keluarga, dengan unit sampel murid-murid sekolah. Kesalahan tersebut timbul karena ada keluarga yang memiliki seorang anak yang menjadi murid di sekolah tersebut, tetapi ada pula yang memiliki lebih dari seorang hingga memungkinkan terjadi estimasi yang berlebih (bias) karena setiap murid diperlakukan sama sebagai responden. Ada dua cra untuk menghindari terjadinya hal tersebut, yaitu sebagai berikut: (a) mengambil kepala keluarga sebagai unti sampel, (b) mengambil murid yang merupakan anak pertama sebagai unit sampel.
  2. Untuk penelitian terhadap ciri individu dilakukan pengambilan sampel keluarga dan masing-masing keluarga diambil satu anggota keluarganya sebagai responden. Bias dapat timbul bila dalam suatu keluarga terdapat lebih dari satu orang dewasa, tetapi hanya satu yang diambil sebagai sampel. Misalnya, suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sistem pelayanan kesehatan di suatu daerah maka keluarga dengan lebih dari satu orang dewasa akan kurang terwakili dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki seorang dewasa.
  3. Bias dapat pula timbul bila kita mengambil unit terdekat sebgai pengganti non-respons, karena ciri unit pengganti belum tentu sama dengan uni non-respons
  4. Non-respons pada pengumpulan data secara angket dianggap memiliki ciri yang sama dengan ciri responden yang mengembalikan angket.
  5. Bias dapat pula timbul pada pengambilan sampel non-random.
  6. Spesifikasi yang kurang jelas pada unit sampel, misalnya pendidikan anak antara 8-10 tahun. Di sini tidak dijelaskan apakah umur 10 tahun itu termasuk dalam sampling unit dan apakah semua anak yang tinggal di daerah itu termasuk populasi studi atau termasuk juga anak yang kebetulan berada di daerah tersebut.

Klasifikasi Statistika


Statistika dapat diklasifikasikan dari beberapa klasifikasi, diantaranya: 

1) Berdasarkan Isi yang dipelajari
Dilihat dari isi yang dipelajari terbagi manjadi dua, yakni statistika teoritis dan statistika terapan.
  • Statistika teoritis membahas secara mendalam dan teoretis, maka yang dipelajari adalah statistika teoretis atau matematis. Disini diperlukan dasar matematika yang kuat dan mendalam. Materi yang dibahas antara lain; perumusan sifat-sifat, dalil-dalil, rumus-rumus dan menciptakan model-model serta segi-segi lainnya yang teoretis dan matematis. 
  • Statistika terapan yang dikenal dengan metode statistika. Aturan-aturan, rumus-rumus, dan sifat-sifat yang telah diciptakan oleh statistika teoretis, diambil dan digunakan mana yang diperlukan dalam bidang pengetahuan yang sedang diminati. Jadi disini tidak dipersoalkan bagaimana didapatnya rumusrumus, aturan-aturan ataupun sifat-sifat tersebut. Yang terpenting dalam statistika ini bagaimana cara-cara atau metode statistika digunakan.
2) Berdasarkan Aktivitas yang dilakukannya
Dilihat dari aktivitas yang dilakukannya, terbagi menjadi dua pula yakni statistika deskriptif dan statistika inferensial.
  • Statistika deskriptif adalah teknik statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi yang digeneralisasikan untuk data yang lebih besar atau populasi. 
Statistik deskriptif “hanya” dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar lebih bermakna dan komunikatif dan disertai perhitungan-perhitungan “sederhana” yang bersifat lebih memperjelas keadaan dan atau karakteristik data yang bersangkutan (Burhan Nurgiyantoro dkk, 2000;8). 

Statistik deskriptif adalah statistik yang menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram, agar memberikan gambaran yang teratur ringkas, dan jelas mengenai suatu keadaan atau peristiwa. (M.Subana dkk, 2000;12). 

Statistika deskriptif bermaksud menyajikan, mengolah dan menganalisa data dari kelompok tertentu sebagaimana adanya dan tidak bermaksud menarik kesimpulan-kesimpulan yang berlaku bagi kelompok-kelompok yang lebih besar. Artinya kesimpulan yang ditarik melalui deskriptif hanya berlaku bagai kelompok sampel yang bersangkutan tanpa dimaksudkan menarik kesimpulan yang berlaku bagi populasi.Ukuran statistik yang lazim digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik sampel ialah: ukuran kecenderungan sentral; Ukuran variasi ; Ukuran letak; koefisien korelasi. Sekalipun statistika deskriptif ini hanya menyajikan karakteristik sampel, namun statistika deskriptif merupakan dasar untuk mengkaji dan melakukan inferensi karakteristik populasi.
  • Statistika inferensial adalah statistik yang berkaitan dengan analisis data (sampel) untuk kemudian dilakukan penyimpulan-penyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan kepada seluruh subyek tempat data diambil (populasi) (Burhan Nurgiyantoro dkk, 2000;12). 
Statistika inferensial adalah statistik yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah (M.Subana dkk, 2000;12) Statistika inferensial atau statistika induktif bermaksud menyajikan, menganalisa data dari suatu kelompok untuk ditarik kesimpulan-kesimpulan, prinsip-prinsip tertentu yang berlaku bagi kelompok yang lebih besar (populasi) disamping berlaku bagi kelompok yang bersangkutan (sampel).  

Statistika inferensial merupakan langkah akhir dari tugas statistika karena dalam setiap penelitian kesimpulan inilah yang diinginkan. Statistika inferensial harus berdasar pada statistika deskriptif, sehingga kedua-duanya harus ditempuh secara benar agar kita mendapatkan kegunaan maksimal dari statistika ini. 

Yang masih tercakup dalam statistika inferensial adalah statistik parametrik dan non-parametrik. Statistik parametrik merupakan statistika inferensial yang mempertimbangkan nilai dari satu parameter populasi atau lebih dan umumnya membutuhkan data yang skala pengukuran minimalnya adalah interval dan rasio. 

Statistika parametrik adalah suatu ukuran tentang parameter, artinya ukuran seluruh populasi dalam penelitian yang harus diperkirakan dari apa yang terdapat di dalam sampel (karakteristik populasi). 

Satu syarat umum yang harus dipenuhi apabila seorang peneliti akan menggunakan statistika parametrik, yaitu normalitas distribusi. Asumsi ini harus terpenuhi, karena: 1) secara teoretik karakteristik populasi mengikuti model distribusi normal; 2) nilai-nilai baku statistik yang digunakan untuk uji hipotesis didasarkan kepada model distribusi normal. Asumsi-asmsi lain seperti homogenitas, linieritas harus dipenuhi sesuai dengan hipotesis yang akan diuji. 

Statistika non parametrik yaitu statistik yang tidak memperhatikan nilai dari satu parameter populasi atau lebih. Statistik non parametrik digunakan karena analisis parametrik tidak konsisten lagi sehingga tidak terikat atau terbebas dari model distribusi dan sampelnya relatif kecil. Pada umumnya validitas pada statistika non parametrik tidak bergantung pada model peluang yang spesifik dari populasi. Data yang dibutuhkan lebih banyak berskala ukuran nominal atau ordinal.
3) Berdasarkan jumlah variabel:
  • Statistika Univariat: teknik analisis statistik yang hanya melibatkan satu variabel dependent 
  • Statistika Multivariat: teknik analisis statistik yang melibatkan lebih dari satu variabel dependent sekaligus.

Fungsi dan Peranan Statistika



Statistika digunakan untuk menunjukkan tubuh pengetahuan (body of knowledge) tentang cara-cara pengumpulan data, analisis dan penafsiran data.
Fungsi statistika diantaranya yakni:

  • Statistik menggambarkan data dalam bentuk tertentu 
  • Statistik dapat menyederhanakan data yang kompleks menjadi data yang mudah dimengerti 
  • Statistik merupakan teknik untuk membuat perbandingan 
  • Statistik dapat memperluas pengalaman individu 
  • Statistik dapat mengukur besaran dari suatu gejala 
  • Statistik dapat menentukan hubungan sebab akibat

Sedangkan kegunaan statistika yakni untuk:

  • Membantu penelitian dalam menggunakan sampel sehingga penelitian dapat bekerja efisien dengan hasil yang sesuai dengan obyek yang ingin diteliti 
  • Membantu penelitian untuk membaca data yang telah terkumpul sehingga peneliti dapat mengambil keputusan yang tepat 
  • Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya atas obyek yang diteliti 
  • Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya 
  • Membantu peneliti dalam menentukan prediksi untuk waktu yang akan datang 
  • Membantu peneliti dalam melakukan interpretasi atas data yang terkumpul (M.Subana dkk, 2000;14) 
  • Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dan merencanakan masa mendatang 
  • Pimpinan menggunakannya untuk pengangkatan pegawai baru, pembelian peralatan baru, peningkatan kemampuan karyawan, perubahan sistem kepegawaian, dsb. 
  • Para pendidik sering menggunakannya untuk melihat kedudukan siswa, prestasi belajar, efektivitas metoda pembelajaran, atau media pembelajaran. 
  • Para psikolog banyak menggunakan statistika untuk membaca hasil pengamatan baik melalui tes maupun obserbasi lapangan.

Di dalam penelitian, statistika berperan untuk:

  • Memberikan informasi tentang karakteristik distribusi suatu populasi tertentu, baik diskrit maupun kontinyu. Pengetahuan ini berguna dalam menghayati perilaku populasi yang sedang diamati 
  • Menyediakan prosedur praktis dalam melakukan survey pengumpulan data melalui metode pengumpulan data (teknik sampling). Pengetahuan ini berguna untuk mendapatkan hasil pengukuran yang terpercaya 
  • Menyediakan prosedur praktis untuk menduga karakteristik suatu populasi melalui pendekatan karakteristik sampel, baik melalui metode penaksiran, metode pengujian hipotesis, metode analisis varians. Pengetahuan ini berguna untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran serta perbedaan dan kesamaan populasi. 
  • Menyediakan prosedur praktis untuk meramal keadaan suatu obyek tertentu di masa mendatang berdasarkan keadaan di masa lalu dan masa sekarang. Melalui metode regresi dan metode deret waktu. Pengetahuan ini berguna memperkecil resiko akibat ketidakpastian yang dihadapi di masa mendatang. 
  • Menyediakan prosedur praktis untuk melakukan pengujian terhadap data yang bersifat kualitatif melalui statistik non parametrik.

Sementara menurut Sugiyono (2003:12), statistika berperan untuk:
  • Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari suatu populasi, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan akan lebih dapat dipertanggungjawabkan 
  • Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum instrumen tersebut digunakan dalam penelitian 
  • Sebagai teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif, misalnya melalui tabel, grafik, atau diagram 
  • Alat untuk menganalisis data seperti menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

Definisi Statistik dan Statistika


Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani keperluan administrasi.

Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.

Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan atau angka, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu.

Selain itu, Statistika juga merupakan cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metoda mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara sistematis. Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur  mengenai bagaimana cara:
  • Mengumpulkan data 
  • Meringkas data 
  • Mengolah data 
  • Menyajikan data 
  • Menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan data dan hasil analisisnya
Sedangkan dalam dunia pendidikan, statistika membahas tentang prinsip-prinsip, metode, dan prosedur yang digunakan sebagai cara pengumpulan, menganalisa serta menginterpretasikan sekumpulan data yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Lebih jauh, statistika dalam Pendidikan Luar Biasa dapat diartikan sebagai penggunaan (aplikasi) prinsip-prinsip, dasar-dasar dan perhitungan statistik dalam menganalisa problema-problema PLB.

Juga dari sisi lain, Statistika dalam psikologi dimaknai sebagai penggunaan (aplikasi) prinsip-prinsip, dasar-dasar dan perhitungan statistik dalam menganalisa problema-problema bidang psikologi.

Konsep Dasar Statistika


Statistik memegang peranan yang penting dalam penelitian, baik dalam penyusunan model, perumusan hipotesa, dalam pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, dalam penyusunan desain penelitian, dalam penentuan sampel dan dalam analisa data. Dalam banyak hal, pengolahan dan analisa data tidak luput dari penerapan teknik dan metode statistik tertentu, yang mana kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi. Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel benar-benar terkait secara benar dalam suatu kausalitas empiris ataukah hubungan tersebut hanya bersifat random atau kebetulan saja.

Statistik telah memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasikan data serta dalam menyajikan data secara lebih mudah, sehingga data tersebut dapat dimengerti secara lebih mudah. Statistik telah dapat menyajikan suatu ukuran yang dapat mensifatkan populasi ataupun menyatakan variasinya, dan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kecenderungan tengah-tengah dari variabel.

Statistik dapat menolong peneliti untuk menyimpulkan apakah suatu perbedaan yang diperoleh benar-benarberbeda secara signifikan. Apakah kesimpulan yang diambil cukup refresentatif untuk memberikan infrensi terhadap populasi tertentu.
Teknik-teknik statistik juga dapat digunakan dalam pengujian hipotesa, mengingat tujuan penelitian pada umumnya adalah untuk menguji hipotesa-hipotesa yang telah dirumuskan, maka statistik telah banyak sekali menolong peneliti dalam mengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesa. Statistik juga dapat meningkatkan kecermatan peneliti dalam rangka mengambil keputusan terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ingin ditarik.

Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan peneliti melakukan kegiatan ilmiah secara lebih ekonomis dalam pembuktian induktif. Tetapi harus disadari bahwa statistik hanya merupakan alat dan bukan tujuan dari analisa. Karena itu, janganlah dijadikan statistik sebagai tujuan yang menentukan komponen-komponen peneliti yang lain.